Monday, March 23, 2009

Lean Culture


Untuk menjadi suatu organisasi yang 'good' ( jadi good dulu ..great nya nanti) salah satu contoh di manufaktur kita melakukan inisiatif lean manufacturing. Lean Manufacturing sendiri intinya adalah melakukan optimasi proses yang berhubungan dengan produksi. Tapi sebenarnya dibelakangnya lagi diharapkan menjadi suatu budaya 'lean' didalam organisasi. Budaya 'lean' didalamnya ada disiplin , kebiasaan setiap hari dan alat bantu pendukung seperti prosedur pelaksanaan. Budaya 'lean' tumbuh dengan berlatih dan latihan tersebut akhirnya diharapkan menjadi 'habit' atau kebiasaan yang akhirnya menjadi cara berpikir atau mindset kita dalam bertindak. Tapi kita juga jangan hanya fokus atau final di membangun budaya saja tapi sebenarnya yang penting adalah prosesnya yaitu bagaimana kita bertindak, bagaimana kebiasaan dan penerapan kita , apakah kita berani berubah . Memang untuk melakukan seperti diatas cukup berat , butuh kesabaran dan butuh waktu untuk mendapatkan hasilnya. Jadi awalnya yang harus disadari dengan melihat sisi positif melakukan inisiatif lean adalah sebenarnya merubah cara berpikir kita

Jadi Bagaimana Proses Flow Demand Management ?



Sering kali terjadi diantara forecaster dan supply planner mengalami ketidak cocokan dimana si supply planner kurang yakin atas demand plan yang dibuat forecaster. Dimana dari sisi supply planner merasa demand plan yang dibuat forecaster selalu tidak benar dan dari sisi forecaster menyatakan bahwa hasil demand plan yang dibuat merasa sudah benar dengan alasan sudah sesuai dengan keinginan pelanggan dimana dari pihak marketing dan sales sudah menyatakan bahwa angka yang didapat adalah benar - benar pelanggan akan beli.
Peristiwa diatas adalah suatu proses demand management yang mungkin awalnya menjadi suatu kejadian biasa. Tapi kalau dilihat secara tidak langsung akan berhubungan dengan banyak pihak seperti secara finansial ada pembelian besar- besaran sehingga dapat menggangu cashlfow. Secara Inventory akan banyak barang menumpuk malah akhirnya ada permintaan perluasan area gudang karena kapasitas daya tampungnya sudah tidak mencukupi. dan banyak lagi ( lihat pembahasan sebelumnya).
Menurut seorang pakar planning dan control bernama Oliver Wight menyatakan bahwa proses demand management melalui beberapa tahapan yaitu tahap 1 demand planning, tahap 2 communicating demand, tahap 3 influencing demand , tahap 4 Prioritizing Demand dan kembali ke tahap 1 kembali.
Tahap 1 planning demand
proses membuat demand plan.
Tahap 2 communicating demand
proses mengkomunikasikan demand planning dengan bagian supply dan finance.
Tahap 3 influencing demand
disini seharusnya berhubungan dengan aktifitas dari bagian marketing dan sales seperti taktik dari penjualan, product positioning , pricing , promosi dan lain - lain.
Tahap 4 Prioritizing Demand
proses melakukan pengaturan Customer Order dengan ketersediaan produk dengan melihat prioritas.
Kembali ke tahap 1 lagi untuk melakukan review dan adjustment demand plan apabila perlu.
Apakah sudah melakukan proses diatas ?

Friday, March 6, 2009

Peran forecast dalam pembuatan demand plan


Forecasting adalah salah satu aktifitas dalam pembuatan demand plan. Forecast sendiri berarti meramal atau melihat kedepan. Sekarang apa bedanya Forecast dan Plan. Forecast sangat tidak dapat dikontrol dan sangat tidak akurat sedangkan Plan adalah aktifitas merencanakan aktifitas kedepan dimana ada seseorang atau bagian yang menentukan dan mengontrol aktifitas yang akan terjadi. Jadi apakah kita perlu melakukan forecast ? Tetap perlu dan hanya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk melihat trend. Untuk membuat forecast dapat menggunakan model statistik seperti time series dengan menggunakan data sales lalu. Hasil data statistik dapat dijadikan bahan analisa awal, seperti mencari alasan dari data yang lalu dengan melihat titik puncak dan titik bawah dimana kita dapat melihat sebenarnya apa yang terjadi pada waktu itu , dan apakah akan terjadi lagi di kemudian hari, kemudian kita dapat melihat trend kedepan seperti apa , tapi ini semua tidak dapat digunakan langsung sebagai acuan dalam pembuatan demand plan tetap diperlukan pertimbangan banyak faktor .